Kebutuhan akan data statistik di bidang pertanian yang lebih
lengkap, lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat telah diketahui secara luas.
Kemajuan dalam mengakses informasi pun semakin membuat kesenjangan terhadap
data pertanian yang dihasilkan. Sejalan dengan sistem informasi pertanian yang mendekati
real time berdasarkan remote sensing dan sensor lainnya, ketersediaan data yang
terstandarisasi dan tervalidasi secara internasional sangat dibutuhkan.
Statistik pertanian pada umumnya didapatkan melalui tiga sumber utama, yaitu:
sensus, monograf pada pertanian tertentu, dan survei tahunan. Pada umumnya
terjadi penurunan kualitas data yang dihasilkan di seluruh dunia karena
keterbatasan biaya. Hal ini menyiratkan perlunya pemantauan indikator pertanian
dengan menggunakan biaya pengumpulan data yang lebih hemat serta metode
analisis yang lebih baik.
Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) mengadopsi Agricultural
Integrated Survey (AGRIS) - FAO yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
AGRIS merupakan program survei terpadu yang dilaksanakan selama sepuluh tahun, digunakan
sebagai dasar terciptanya sistem statistik pertanian yang efisien. SITASI pada
utamanya digunakan dalam mendesain dan me-monitoring kebijakan nasional. SITASI
menggunakan referensi internasional sehingga kualitas indikator yang dihasilkan
menjadi lebih baik.
Pada Kegiatan di Kabupaten Bima terdapat 34 Blok Sensus dengan 340 sampel Rumah Tangga, 2 Sampel Non Rumah Tangga dan 2 Sampel Perusahaan. BPS Kabupaten Bima dalam kegiatan ini mengerahkan 16 Petugas lapangan yang terdiri dari 4 Petugas PML dan 12 Petugas PCL untuk melaksanakan tugas di 14 kecamatan terpilih di Kabupaten Bima. Rangakaian kegiatan dimulai dari pelatihan petugas dan pemuktahiran BS pada bulan September 2021, dilanjutkan pencacahan sampel pada bulan Oktober hingga November 2021 dan Pengentrian dan cleaning data setelahnya.
Pada pemberian pelatihan petugas Kepala BPS Kabupaten Bima Ir. Muhadi berpesan agar petugas melaksanakan tugas dengan sungguh dan teliti, serta jangan melupakan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19 sekarang.